Pria bertemu wanita.
Mereka jatuh cinta dan menikah.
Dan, mereka hidup bahagia selamanya.
Singkatnya, itulah yang kita pelajari tentang pernikahan. Namun, ini adalah pandangan yang terlalu menyederhanakan hubungan apa pun. Hubungan antara dua individu tidak bertahan selalu pada kondisi yang sama dalam pernikahan karena terus berkembang. Setiap hubungan yang penuh kasih dan komitmen perlu dipelihara seumur hidup dengan melibatkan pasangan secara aktif dan tidak hanya mengandalkan pandangan pertama yang membuat detak jantung terpacu.
Lantas, apa yang terjadi setelah pernikahan dan dilanjutkan dengan bulan madu lalu tinggal bersama dalam satu rumah? Sama seperti hubungan lainnya, semuanya terkait upaya bersama sebagai suami dan istri. Anda perlu terus memperhatikan tidak hanya kebutuhan Anda sendiri, tetapi juga kebutuhan emosional pasangan Anda. Ini akan berkontribusi pada terbentuknya landasan yang kuat untuk membangun suatu keluarga yang sehat, ditambatkan oleh dua individu yang telah memilih satu sama lain untuk menapaki jalan kehidupan bersama hingga menuju Jannah, insya Allah.
Kemitraan, Bukan Kepemilikan
Sangatlah mendasar untuk memahami bahwa pernikahan pertama-tama dan terutama bukan untuk memenuhi tata pengaturan berat sebelah yang sebagian besar menguntungkan suami. Kedua belah pihak perlu memahami bahwa hubungan ini bersifat saling melengkapi dan mendukung. Seorang istri berhak mendapatkan cinta, rasa hormat dan perhatian yang sama dari suaminya dan sebaliknya.
Sebagaimana terlihat dalam ayat Al-Qur’an berikut ini, Allah SWT menyatakan bahwa:
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ
“Perempuan memiliki hak yang seimbang dengan laki-laki secara adil, meskipun laki-laki memiliki tingkat tanggung jawab satu derajat di atas mereka.”
[Surat Al-Baqarah 2:228]
Komunikasi: Dengarkan, Bukan Hanya Pasang Telinga
Komunikasi adalah inti landasan hubungan yang kuat, sehat, dan penuh kasih. Seharusnya bukan hanya menyangkut diri Anda saja sepanjang waktu meskipun pasangan Anda adalah mitra tukar pikiran yang paling tepercaya dalam hidup. Anda memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa komunikasi berjalan adil yakni ada kesempatan dan jalan dua arah untuk berbagi dan menyuarakan keprihatinan, masalah dan perasaan tanpa rasa takut akan pembalasan.
Komunikasi yang baik bukan hanya memberikan tanggapan otomatis seperti ‘aku mendengarmu’, tetapi juga tulus dalam tindakan mendengarkan itu sendiri. Kemudian, bekerja sebagai satu kesatuan untuk menyelesaikan masalah atau menangani masalah yang mungkin terlewatkan oleh Anda, sebagai pasangan dalam pernikahan Anda.
Selain itu, keterbukaan dalam pernikahan Anda dicapai dengan dorongan terus-menerus untuk bersikap rentan dan jujur tentang perasaan dan bahkan masalah satu sama lain. Mulailah selalu dengan mengakui perasaan satu sama lain dan berikan empati.
Akan ada saat-saat ketika muncul perbedaan pendapat. Itu tak bisa dihindari. Sangat penting untuk tetap tenang dan menjaga saluran komunikasi tetap terbuka. Menerima kesalahan seseorang dan meminta maaf bukanlah suatu kelemahan selain berupaya untuk memperbaiki situasi agar tidak terulang kembali. Berhati-hatilah selalu atas kata-kata yang diucapkan selama percakapan yang memanas.
Jangan pernah membandingkan pasangan Anda dengan orang lain. Hal ini bukan hanya menyakitkan, tetapi juga menunjukkan ketidakpedulian untuk menerima dan memahami kepribadian, karakteristik, dan preferensi unik setiap individu.
Apa Kau Masih Mencintaiku?
Sebagai bagian dari umat global, kita begitu sibuk dengan pekerjaan sehingga kita cenderung lupa sehingga memprioritaskan kebutuhan emosional kita di atas perasaan pasangan. Ditarik ke berbagai arah bukanlah alasan untuk mengabaikan pasangan kita secara emosional, setiap hari. Jangan malu untuk mengekspresikan diri. Nyatakan cinta dan penghargaan Anda dengan kata-kata sederhana: Aku mencintaimu. Mendengar kata-kata itu akan memberikan ketenangan. Tidak perlu biaya sepeser pun untuk mengucapkan kata-kata cinta semacam itu, yang tumbuh dari rasa saling mencintai yang sudah mengalir di pembuluh darah Anda.
Pasangkan dengan yang berikut ini: Cium istri Anda baik sebelum meninggalkan rumah atau setelah pulang kerja, atau keduanya! Ini adalah sunnah. Siapa lagi yang lebih baik untuk ditiru selain Nabi ﷺ sendiri?
Genggam Tanganku
Tidaklah mungkin atau realistis untuk menghabiskan setiap menit bersama-sama. Namun, salah satu kesempatan terbaik adalah melakukan shalat berjamaah, khususnya shalat Fajar atau Subuh. Ini adalah kesempatan yang sempurna untuk menjalani waktu berkualitas bersama selain melakukan bagian dari kewajiban agama kita sehari-hari sebelum berangkat kerja, atau melaksanakan tugas lain dalam keluarga hari itu.
Selain itu, luangkan waktu untuk berkencan sesuai ketersediaan waktu Anda. Setidaknya seminggu sekali, atau sebagai permulaan, setidaknya sebulan sekali. Ini lebih dari sekadar makan bersama-sama di satu meja, tetapi untuk benar-benar mencurahkan beberapa jam untuk menjalani waktu berkualitas bersama, jauh dari tanggung jawab pekerjaan dan rumah. Sebuah kesempatan untuk menjalin kembali hubungan.
Namun, jangan dipaksakan. Tidak harus berupa ajang besar untuk setiap kencan, atau memanjakan diri dalam kemewahan seperti makan malam di restoran bintang lima yang bisa membuat dompet Anda berlubang. Lebih penting lagi, lakukanlah kegiatan yang dapat Anda nikmati berdua. Bisa apa saja dan segalanya, mulai dari ikut dalam kelas seni atau memasak hingga berolahraga hingga menghilangkan stres. Variasikan aktivitas setiap minggu atau setiap bulan untuk menghindari suasana monoton.
Pernikahan Bukanlah Pulau Yang Terpencil
Pernikahan Anda telah diberkati oleh keluarga dan teman-teman. Mereka juga membentuk sistem pendukung pada saat dibutuhkan.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah:
حَدَّثَنَا أَبُو هِشَامٍ الرِّفَاعِيُّ، حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ مَا غِرْتُ عَلَى أَحَدٍ مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ وَمَا بِي أَنْ أَكُونَ أَدْرَكْتُهَا وَمَا ذَاكَ إِلاَّ لِكَثْرَةِ ذِكْرِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَهَا وَإِنْ كَانَ لَيَذْبَحُ الشَّاةَ فَيَتَتَبَّعُ بِهَا صَدَائِقَ خَدِيجَةَ فَيُهْدِيهَا لَهُنَّ . قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ صَحِيحٌ .
“Aku tidak cemburu pada istri Nabi Seperti aku cemburu pada Khadijah, dan itu bukan karena aku melihatnya. Itu hanya karena Rasulullah begitu sering menyebutkan namanya, dan karena setiap kali dia akan menyembelih seekor domba, dia akan mencari teman-teman Khadijah untuk memberi mereka hadiah sebagian daripadanya.” “Tidaklah aku cemburu kepada istri-istri Nabi SAW. sebagaimana kecemburuanku terhadap Khadijah, padahal aku belum pernah melihatnya. Ini karena Nabi sering menyebut-nyebutnya (memuji dan menyanjungnya), dan terkadang Nabi menyembelih kambing, memotong-motong bagian dagingnya, lantas mengirimkannya pada saudara-saudara Khadijah.
[HR. Bukhari]
Oleh karena itu, memperlakukan keluarga dan sahabat istri dengan baik adalah sunnah, begitu pula sebaliknya.
Hubungan suami istri adalah berkah. Dalam pernikahan, kita beruntung telah menemukan pasangan, oleh karena itu kita harus menghargai dan berusaha untuk melindungi dan memeliharanya seumur hidup.
وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
[QS. Ar-Rum 30:21]
Pernikahan adalah percakapan yang berlangsung seumur hidup. Ingatlah selalu bahwa Anda dan pasangan Anda adalah penentu kebahagiaan pernikahan Anda berdua.
Ditulis oleh: Helmy Sa’at